Friday, January 20, 2012

You Should Date A Girl Who Reads



Date a girl who reads. Date a girl who spends her money on books instead of clothes, who has problems with closet space because she has too many books. Date a girl who has a list of books she wants to read, who has had a library card since she was twelve.

Find a girl who reads. You’ll know that she does because she will always have an unread book in her bag. She’s the one lovingly looking over the shelves in the bookstore, the one who quietly cries out when she has found the book she wants. You see that weird chick sniffing the pages of an old book in a secondhand book shop? That’s the reader. They can never resist smelling the pages, especially when they are yellow and worn.

She’s the girl reading while waiting in that coffee shop down the street. If you take a peek at her mug, the non-dairy creamer is floating on top because she’s kind of engrossed already. Lost in a world of the author’s making. Sit down. She might give you a glare, as most girls who read do not like to be interrupted. Ask her if she likes the book.

Buy her another cup of coffee.

Let her know what you really think of Murakami. See if she got through the first chapter of Fellowship. Understand that if she says she understood James Joyce’s Ulysses she’s just saying that to sound intelligent. Ask her if she loves Alice or she would like to be Alice.

It’s easy to date a girl who reads. Give her books for her birthday, for Christmas, for anniversaries. Give her the gift of words, in poetry and in song. Give her Neruda, Pound, Sexton, Cummings. Let her know that you understand that words are love. Understand that she knows the difference between books and reality but by god, she’s going to try to make her life a little like her favorite book. It will never be your fault if she does.

She has to give it a shot somehow.

Lie to her. If she understands syntax, she will understand your need to lie. Behind words are other things: motivation, value, nuance, dialogue. It will not be the end of the world.

Fail her. Because a girl who reads knows that failure always leads up to the climax. Because girls who read understand that all things must come to end, but that you can always write a sequel. That you can begin again and again and still be the hero. That life is meant to have a villain or two.

Why be frightened of everything that you are not? Girls who read understand that people, like characters, develop. Except in the Twilight series.

If you find a girl who reads, keep her close. When you find her up at 2 AM clutching a book to her chest and weeping, make her a cup of tea and hold her. You may lose her for a couple of hours but she will always come back to you. She’ll talk as if the characters in the book are real, because for a while, they always are.

You will propose on a hot air balloon. Or during a rock concert. Or very casually next time she’s sick. Over Skype.

You will smile so hard you will wonder why your heart hasn’t burst and bled out all over your chest yet. You will write the story of your lives, have kids with strange names and even stranger tastes. She will introduce your children to the Cat in the Hat and Aslan, maybe in the same day. You will walk the winters of your old age together and she will recite Keats under her breath while you shake the snow off your boots.

Date a girl who reads because you deserve it. You deserve a girl who can give you the most colorful life imaginable. If you can only give her monotony, and stale hours and half-baked proposals, then you’re better off alone. If you want the world and the worlds beyond it, date a girl who reads.

Or better yet, date a girl who writes.”

- Rosemarie Urquico-

p.s: I love the way she writes, so i put this in here. Dan yang paling penting, pinanglah seorang gadis itu kerana agamanya. Dalam apa-apa hal sekalipun, agama itu tetap nombor satu  :)  

Thursday, January 12, 2012

Warna Warni Lasykar Pelangi


Lasykar Pelangi ini saya pinjam dari adik ipar saya sewaktu cuti musim panas yang lalu. Setelah mendapati begitu banyak komentar yang positif tentangnya melalui laman web goodreads, maka saya berkeputusan untuk membawanya pulang ke Kaherah.

Dua bulan saya bersusah payah menghabiskan novel dari negara seberang ini setelah dihimpit dengan komitmen dalam pelajaran yang begitu menyesakkan. Nah, itu semua hanya alasan. Kalau betul-betul ada disiplin, setengah jam sehari membaca buku selain medik pun dah banyak boleh dapat sebenarnya :)

Kegigihan dan kecintaan yang sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Itu yang saya pelajari dari Lasykar Pelangi.
Lasykar atau Laskar itu maksudnya pasukan atau tentera dalam bahasa Indonesia. Manakala Lasykar Pelangi ini adalah nama gelaran yang diberikan kepada mereka. Sekumpulan anak-anak pelangi dengan masing-masing datang dari latarbelakang keluarga yang berbeza. Berbeza dari segi ujian hidupnya.

Mengisahkan sekawan atau sekumpulan budak-budak kampung di Pulau Belitong yang begitu gigih menuntut ilmu. Di awal-awal bab lagi sudah terharu  apabila Sekolah agama Muhammadiyah hanya boleh dibuka dan dibenarkan untuk terus 'hidup' jika dihadiri seramai sepuluh orang pelajar pada hari pertama persekolahan.

Selain Ikal sebagai narator, saya begitu terkesan dengan watak Lintang, seorang anak kecil dari pesisir pantai , yang berbasikal serta berkaki ayam setiap hari demi menghadiri satu hari yang paling bermakna dalam hidupnya iaitu hari di sekolah, hari untuk dihabiskan bersama teman-temannya.

Ilmu bagi Lintang adalah segala-galanya. Lintang juga digambarkan oleh penulis sebagai manusia paling genius dalam sepanjang hidupnya. Keluarga miskin, adik-beradik yang ramai, ayah hanya sebagai nelayan, namun Lintang adalah seorang yang sentiasa optimis dalam apa jua.

Membaca sambil cuba membayangkan  kehidupan Lintang membuatkan saya insaf dan bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang. Hidup saya dan Lintang adalah seperti langit dan bumi yang jauh lebih senang dan selesa.

Juga malu amat dengan kecintaan Lintang sebegitu rupa terhadap ilmu yang baru diterokainya setiap hari. Sepatutnya saya  lebih teruja dengan ilmu yang diperoleh setiap hari. Kerana ilmu yang sedang dituntut ini adalah ilmu perihal manusia. Manusia yang sebaik-baik kejadian.

Begitu juga dengan sembilan  watak utama  lain seperti Mahar, Ah Kiong, Sahara,  Harun  dan yang lain telah mewarnakan 'dunia' saya dengan gelak tawa dan sering membuat saya senyum sampai ke telinga.

Tidak lupa juga Pak Harfan dan Bu Mus. Mereka adalah para pejuang yang sebenar dalam mendidik anak bangsa mereka sehingga ke menara gading. Setiap hari mereka tidak putus-putus meniupkan semangat kepada anak-anak kampung ini agar tidak mudah berputus asa walaupun mereka semua ratanya berasal dari keluarga yang miskin, yang sering disindir dan diketawakan.

Penulis Andrea Hirata benar-benar telah memaknakan salah satu bingkai kehidupan kisah-kisah lampau hidup beliau. Saya pasti kisah-kisah di dalam Lasykar Pelangi ini adalah kisah-kisah benar yang berlaku dalam hidup beliau.

Lasykar Pelangi adalah buku terakhir yang dibaca oleh saya pada tahun lepas. Kiranya, ia adalah penutup yang terindah buat saya di tahun 2011.

Oleh kerana Lasykar Pelangi begitu menghiburkan, sarat dengan pelajaran dan telah membuktikan the magic of childhood memories , nah saya hadiahkan empat bintang!





p.s: Saya belum sempat untuk menonton filem Laskar Pelangi. Tapi bagi saya, membaca novel atau buku itu lebih puas dan berbaloi berbanding menonton filemnya.


Wednesday, January 4, 2012

Khas Dari Delisa - review HSD





“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan.
Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada.

Hidup ini adalah penghambaan.
Tarian penghambaan yang sempurna.
Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. 
Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan?


Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...


Kami tak melihat, Kau berikan mata;
kami tak mendengar, Kau berikan telinga; 
Kami tak bergerak, Kau berikan kaki.
Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. 
Jelas sekali, semua itu berguna!
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu?
Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami.
Mengapa? ”


[Hafalan Solat Delisa]

Alhamdulillah...

Selepas lama tertangguh, maghrib ini Allah lorongkan juga diri untuk kembali menghabiskan 'Hafalan Solat Delisa". Tak sangka dari sini ada beberapa jawapan yang sedang di cari telah saya jumpai. Malah tak sangka juga bila habis membaca buku ini, muka terasa panas - jadi malu dengan diri sendiri.

Kenapa?
Semua kerana Delisa!



Watak utama yang saya sangka sekadar berusia 5 tahun dan kebudak-kebudakan (yang mana tentulah berbeza dengan saya yang sudah 17 tahun lebih ke depan) rupa-rupanya adalah imbasan diri saya sendiri~ *Aduh, malu!*

Memang secara literal Delisa bukan saya dan saya bukan Delisa.

Tapi kalau dilihat dari pencarian diri dalamannya - Ya, kami adalah manusia yang serupa.

Delisa kehilangan ahli keluarganya (yang tinggal hanya satu)

Saya juga baru kehilangan ahli keluarga (yang pergi hanya satu)



Makanya kami berdua selalu terdetik alangkah indah kalau yang pergi itu masih ada...

Delisa selalu mengadu susah menghafal bacaan solatnya
Saya juga kadang-kala selalu mengadu susah menghafal pelajaran

Makanya kami berdua selalu tertanya-tanya apa sebenarnya punca semua ini sukar...

Delisa bersemangat untuk solat bila ada kalung, coklat, dan pelbagai janji yang dihulurkan
Saya juga bersemangat untuk berkerja bila ada habuan atau misi yang saya impikan

Makanya kami berdua kadang sering terlupa niat utama dan lebih mementingkan dunia



Delisa rasa tertekan bila hanya Ummi Umam yang ditemui, bukan uminya
Saya juga pernah rasa tertekan bila ada rakan yang memperoleh benda yang saya sangat inginkan
Makanya kami berdua selalu jadi ter-'benci' kerana harapan hanya tinggal angan-angan..

Delisa selalu teringin mahu solat sesempurna mungkin seperti yang lain
Saya juga selalu mengimpikan kekhusyukan yang terbaik walaupun sangat sukar
Makanya kami berdua selalu merungut mengingatkan susahnya untuk solat sempurna..

Delisa tidak suka perkataan 'pergi' kerana rasanya seperti bakal keseorangan
Saya juga kurang sukakan perpisahan walaupun itu satu kemestian
Makanya kami berdua pernah terdetik kenapalah bumi ini diciptakan terlalu luas jaraknya

Terlalu banyak rasanya persamaan ini antara saya dan Delisa sampai kadang-kadang terasa apakah sebenarnya Delisa itu imbasan diri saya? Kalau benar, ya tuhan masih di tahap kanak-kanak rupanya saya ini. Ingatkan sudah cecah usia 20-an ini maknanya sudah cukup dewasa serba-serbi rupanya banyak lagi yang saya masih belum 'habis tumbesarannya'

Tapi dalam keadaan terkejut kerana kami seakan sama, saya dihumban lagi dengan kenyataan lain bahawa diri Delisa yang kanak-kanak itu jauh lebih baik dan lebih cantik dari diri saya yang luarannya sudah meningkat dewasa.

Delisa yang kanak-kanak...
Mungkin tidak memahami peritnya kehilangan, tapi dia berjaya menerima kehilangan dengan sederhana

Delisa yang kanak-kanak...
Mungkin belum mampu menghafal bacaan solat, tapi keinginan solatnya terlampau kuat menyengat ke akar umbi

Delisa yang kanak-kanak...


Mungkin berusaha kerana hadiah, tapi makin lama hadiah itu makin hilang dari benaknya

Delisa yang kanak-kanak...
Mungkin bergaduh itu biasa, tapi dalam dunianya pergaduhan sekadar manja dan tiada dendam padanya

Wallahi~

Atas ini lah saya rasakan buku ini agak berbeza. Delisa bukan watak anak solehah yang sangat sempurna serba-serbi. Delisa adalah anak biasa yang sedang membesar. Yang banyak kerenah. Yang banyak masalah. Yang memeningkan tetapi selalu menggembirakan orang sekeliling. Yang sedang cuba untuk memahami selok-belok kehidupan. Yang selalu becok bertanya itu-ini dan sentiasa tidak putus asa untuk melaksanakan impiannya. Yang selalu mencari jawapan. Tidak ubah macam diri saya sendiri...

Kenapa susah sangat Delisa nak hafal bacaan solat?


Kenapa Kak Fatimah, Kak Aisyah, Kak Zahra tinggal Delisa seorangan di sini?
Kenapa Umi dan Ibu Guru Nur tak benarkan Delisa ke sana?
Kenapa Umi menangis bila Delisa kata Delisa cinta Umi kerana Allah?
Kenapa Sister Sofi harus kembali?
Kenapa hanya Umam yang jahat itu Umminya yang mereka temui?
Kenapa Delisa hanya dibenar jadi 'keeper'?
Kenapa Om Salam menangis bila memeluk Delisa?
Kenapa dibilang Delisa mempunyai lebih ramai teman dibandingkan seluruh dunia dan isinya ?
Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Semua jawapanya ada di dalam 'Hafalan Solat Delisa'...........~

Sebab saya jadi teringat


Bila saya pernah tanya 'kenapa hidup di dunia ni sukar?'


Saya tahu sebab Allah nak uji kita,
Saya tahu sebab Allah nak naikkan darjat kita,
Saya tahu sebab Allah nak tengok tahap taqwa kita,
Tapi itu semua bahagian Allah
Bahagian kita macam mana?
Cukupkah sekadar sabar?
Cukupkah sekadar redha?


Apa sebenarnya yang Allah mahu?


..... Seketika Delisa ingat


..... Seketika Delisa faham


..... Seketika Delisa menyedarinya


..... Ya Allah. apa yang telah ia lakukan selama ini. [page 289]

Apa yang Delisa jumpa? ----> Ini

Satu lagi kecantikan buku ini adalah apabila ia menceritakan keajaiban alam yang berlaku apabila solat sedang dilaksanakan. Subnallah sangat cantik penceritaannya sampai terus terasa mahu solat dan mahu merasakan ada sesuatu yang berlaku di kala itu. Sungguh! Itu mungkin sekadar bayangan penulis dan imaginasi pembaca, tapi Allah itu kan maha kuasa. Siapa tahu mungkin di sebalik itu sebenarnya ada sesatu yang lebih hebat, lebih besar dan lebih mengagumkan dan tidak tercapai di akal manusia.~ *kagum*

saranan saya:


Buku ini sesuai untuk dihadiahkan kepada-


1) kanak-kanak yang nak dididik untuk solat


2) orang-orang yang kehilangan orang terdekat


3) orang-orang yang selalu berat nak solat


4) orang-orang yang selalu rasa kenapalahhhh dunia ni menyusahkan dan sukar


5) orang-orang yang mencari jawapan


6) orang-orang yang mahukan peringatan

p/s:


Awal-awal baca, saya rasa buku ini buku biasa. Tapi bila baru-baru ini saya tersentak dengan beberapa benda, yang mana tiba-tiba ada pulak sikit jawapannya di sini, maka sebab itu saya rasakan buku ini sangat bagus untuk dibaca. Bukan hiperbola. Cuma ini adalah sekadar pandangan saya yang sedang bertemu persoalan. =)

-Harap-harap nanti movienya tidak terlalu mengecewakan~ ^^,



Sunday, January 1, 2012

2012




Assalamualaikum~

Review 2011:


Berapa banyak bukukah yang kita sudah habiskan tahun 2011?
Cuba list kan kejap .

Sikit?


Banyak?


Sedang-sedang?


Ala.. takpelah, janji ada sikit yang di baca.
Eh, tak boleh lah macam tu~


Dr. ‘Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan ada menyebut :


1. Membaca dapat mengusir perasaan was-was, kecemasan, dan kesedihan.

2. Membaca dapat menghindarkan seseorang agar tidak tenggelam dalam hal-hal yang batil.

3. Membaca dapat menjauhkan kemungkina seseorang untuk berhubungan dengan orang-orang yang menganggur dan tidak memiliki aktiviti dimasa terluang.

4. Membaca dapat melatih lidah untuk berbicara dengan baik, menjauhkan kesalahan ucapan, dan menghiasinya dengan balaghah dan fashahah.

5. Membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pemikiran dan membersihkan hati nurani.

6. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan daya serta pemahaman.

7. Dengan membaca, orang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kebijaksanaan kalangan bijak bestari, dan pemahaman ulama’.

8. Mematangkan kemampuan seseorang untuk mencari dan memproses pengetahuan untuk mempelajari bidang-bidang pengetahuan yang berbeza, dan penerapannya dalam kehidupan nyata.

9. Menambah keimanan, khususnya ketika membaca buku-buku karangan kaum muslim. Sebab buku merupakan pemberi nasihat yang paling agung, pendorong jwa yang paling besar dan penyuruh kepada kebaikan yang paling bijaksana.

10. Membaca dapat membantu fikiran agar lebih tenang, membuat hati agar lebih terarah, dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.

11. Membaca dapat membantu memahami; proses terjadinya kata secara lebih terperinci, proses pembentukan kalimat, untuk menangkap konsep dan untuk memahami apa yang tersurat dan tersirat disebalik sesuatu tulisan.


Maka apa?
Lagi banyak kita membaca, lagi banyak benda yang kita dapat perolehi untuk kebaikan kita


Remember


“The greatest gift is the passion for reading.
It is cheap, it consoles, it distracts, it excites,
it gives you knowledge of the world and experience of a wide kind.
It is a moral illumination.”


Elizabeth Hardwick-


Jadi adakah kita salah seorang yang diperkatakan di sini ?
Isk, harap-harapnya tidak~
Jom, kita buat perubahan untuk tahun 2012
Banyakkan membaca, banyakkan ilmu ^^,

=====

A Book


“Now” - said a good book unto me -

“Open my pages and you shall see

Jewels of wisdom and treasures fine,

Gold and silver in every line,

And you may claim them if you but will

Open my pages and take your fill.




“Open my pages and run them o’er,

Take what you choose of my golden store.

Be you greedy, I shall not care -

All that you seize I shall gladly spare;

There is never a lock on my treasure doors,

Come - here are my jewels, make them yours!




“I am just a book on your mantel shelf,

But I can be part of your living self;

If only you’ll travel my pages through,

Then I will travel the world with you.

As two wines blended make better wine,

Blend your mind with these truths of mine.




“I’ll make you fitter to talk with men,

I’ll touch with silver the lines you pen,

I’ll lead you nearer the truth you seek,

I’ll strengthen you when your faith grows weak -

This place on your shelf is a prison cell,

Let me come into your mind to dwell!”

Edgar A. Guest, Collected Verse

Selamat Tahun Baru...

****************************************


Sebagai galakan membaca yang pertama tahun ini


Cuba cari apa mitos terkenal tentang tahun 2012 kita?
 

Template by Blogger Candy